Bocoran Terbaru IPO Inalum: Target 2026 atau 2027

PT Rifan Financindo Berjangka – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru-baru ini mengonfirmasi bahwa rencana initial public offering (IPO) PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak akan terealisasi dalam waktu dekat. Penundaan ini menjadi kabar penting bagi investor yang menanti aksi korporasi besar dari industri aluminium di Indonesia.

Proyeksi Waktu IPO Inalum: Target Tahun 2026 atau 2027

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa IPO Inalum kemungkinan baru akan terjadi pada 2026 atau 2027. Hal ini disampaikan Tiko, sapaan Kartika, pada Kamis (10/10/2024) di Jakarta. “Belum tahu, mungkin 2026 atau 2027,” ujar Tiko. Penundaan ini berkaitan dengan sejumlah proyek ekspansi strategis yang harus dirampungkan terlebih dahulu.

Menunggu Proyek Smelter dan Refinery di Sumatera Utara dan Kalimantan Barat

Menurut Tiko, pelaksanaan IPO Inalum akan dilakukan setelah proyek-proyek strategis, seperti pembangunan smelter aluminium di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, dan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) fase 2 di Mempawah, Kalimantan Barat, selesai. Smelter dan refinery ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi Inalum dan memperkuat posisinya dalam memenuhi kebutuhan aluminium dalam negeri.

“Mungkin kita akan kaji nanti setelah selesai dengan partnership ini, tapi kita juga akan kaji juga IPO dengan MIND ID juga nanti,” tambah Tiko.

Penuhi Kebutuhan Aluminium Domestik pada 2028-2029

Proyek SGAR 2 diharapkan dapat membantu Indonesia memenuhi kebutuhan aluminium domestik yang saat ini mencapai 1,2 juta ton per tahun. Jika berjalan sesuai rencana, proyek ini akan meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri secara signifikan. “Diharapkan 2028-2029 kita bisa memenuhi kapasitas demand dalam negeri,” jelasnya.

Rencana Kerja Sama dengan Investor Strategis

Jelang rencana IPO, Inalum sedang menjajaki kerja sama dengan investor strategis untuk memperkuat nilai perusahaan. Langkah ini dilakukan untuk menarik mitra strategis dan memastikan kesiapan perusahaan sebelum melangkah ke IPO. Sebelumnya, Direktur Keuangan Inalum, Devi Pradnya Paramita, mengonfirmasi bahwa IPO Inalum ditunda hingga setelah tahun politik 2024 yang mencakup pemilihan presiden dan DPR.

“Perusahaan bakal aktif mencari mitra strategis. Mungkin seperti itu (anchor investment), atau bahkan mungkin jauh sebelum IPO kita sudah aktif cari strategic partner,” kata Devi, Jumat (25/8/2023).

Belum Ada Target Pendanaan IPO yang Ditetapkan

Meski berbagai persiapan sedang dilakukan, Devi menyebut bahwa target pendanaan dari IPO belum dapat ditentukan. Berdasarkan kebutuhan proyek, nilai pendanaan bisa mencapai antara US$1,5 hingga US$2 miliar. Devi juga menekankan pentingnya memilih mitra yang sesuai, baik dalam model terintegrasi maupun per segmen proyek.

“Itu harus bicara per project soalnya. Misal ada yang butuh US$2 miliar atau US$1,5 miliar, nanti kita bicara either sama satu investor yang akan ambil integrated model atau sama beberapa per segmen. Tujuan IPO lebih untuk unlock value,” ujarnya.

Dampak Berita IPO Inalum bagi Investor

Berita terkait penundaan IPO Inalum menjadi informasi penting bagi investor, terutama yang fokus pada sektor pertambangan dan logam dasar. Penundaan ini juga menunjukkan bahwa proyek infrastruktur strategis serta kemitraan jangka panjang dengan investor yang tepat menjadi faktor kunci dalam menciptakan nilai lebih tinggi bagi perusahaan.

Sumber: CNBC Indonesia

PT Rifan Financindo Berjangka – Kvn

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.