Produk ESG Makin Banyak Guyur Pasar Modal RI, Nilainya Segini

PT Rifan Financindo Berjangka – Tren investasi berbasis environmental, social, and governance (ESG) di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hal ini mencerminkan meningkatnya kesadaran dan komitmen investor terhadap isu-isu keberlanjutan. Menurut Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon (PMDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah indeks saham ESG dan produk-produk terkait ESG mengalami pertumbuhan yang pesat.

Perkembangan Indeks Saham ESG

Pada awal tahun 2021, Indonesia hanya memiliki dua indeks ESG, yaitu SRI-KEHATI dan IDX ESG Leaders, dengan total konstituen sebanyak 44 emiten. Namun, saat ini jumlah tersebut telah berkembang menjadi lima indeks ESG, yaitu SRI-KEHATI, IDXESGL, ESGQKEHATI, ESGSKEHATI, dan IDXLQ45LCL. Total konstituen dari indeks-indeks ini telah mencapai 73 emiten, bahkan pernah mencapai puncaknya dengan 77 konstituen.

Penambahan indeks ini menunjukkan adanya peningkatan minat dan kepercayaan dari para emiten serta investor terhadap investasi berbasis ESG. Indeks-indeks ini memberikan panduan bagi investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan yang memiliki komitmen terhadap praktik-praktik keberlanjutan.

Peningkatan Reksa Dana Berbasis ESG

Jumlah Reksa Dana berbasis ESG juga mengalami peningkatan signifikan. Pada tahun 2021, terdapat 41 Reksa Dana berbasis ESG, dan jumlah tersebut meningkat menjadi 62 pada tahun ini. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa semakin banyak manajer investasi yang melihat potensi dan pentingnya investasi berkelanjutan.

Reksa Dana berbasis ESG menawarkan keuntungan tidak hanya dari sisi finansial, tetapi juga dari sisi sosial dan lingkungan. Dengan berinvestasi di Reksa Dana ESG, investor dapat turut serta dalam mendukung perusahaan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan, sekaligus mendapatkan imbal hasil yang kompetitif.

Penerbitan Efek Bersifat Utang dan Sukuk Berbasis ESG

Dari sisi penerbitan Efek Bersifat Utang atau Sukuk berbasis ESG, jumlahnya juga terus bertambah. Pada tahun 2022, terdapat dua penerbitan EBUS dengan total nilai Rp10 triliun. Angka ini meningkat pada tahun 2023 dengan tujuh penerbitan EBUS bernilai Rp14,04 triliun. Hingga 7 Juni 2024, tercatat empat penerbitan EBUS dengan nilai Rp4,82 triliun.

Peningkatan jumlah penerbitan ini menunjukkan minat yang tinggi dari perusahaan untuk memanfaatkan instrumen pembiayaan berbasis ESG. Instrumen ini tidak hanya membantu perusahaan dalam mendapatkan pendanaan, tetapi juga memperkuat komitmen mereka terhadap praktik-praktik keberlanjutan.

Inisiatif OJK dalam Mendorong Pelaksanaan ESG

OJK aktif dalam berbagai inisiatif untuk mendorong pelaksanaan ESG. Salah satunya adalah keterlibatan dalam Asean Capital Market Forum (ACMF) yang secara berkelanjutan mengadakan program capacity building terkait standar keberlanjutan bekerja sama dengan International Sustainability Standards Board (ISSB).

“Selain itu, terdapat penilaian Asean Corporate Governance Scorecard (ACGS), di mana program ini dapat meningkatkan kualitas disclosure Laporan Tahunan termasuk Laporan Keberlanjutan. Dari sisi produk,” jelas Inarno dalam jawaban tertulis, dikutip Jumat (14/6/2024).

Penilaian ACGS membantu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan dalam melaporkan praktik-praktik keberlanjutan mereka. Ini memberikan kepercayaan tambahan bagi investor bahwa perusahaan yang mereka investasikan memiliki komitmen yang kuat terhadap prinsip-prinsip ESG.

Peraturan OJK dan Pengawasan

Dari sisi regulasi, OJK telah mengeluarkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 18 Tahun 2023 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang dan Sukuk Berlandaskan Keberlanjutan. Peraturan ini mendorong penerbitan produk-produk berbasis ESG dan memastikan bahwa instrumen-instrumen ini memenuhi standar keberlanjutan yang tinggi.

Dalam hal pengawasan, OJK melakukan review atas Laporan Keberlanjutan yang dilaporkan bersama dengan Laporan Tahunan, berdasarkan POJK Nomor 51/POJK.03/2017 dan SEOJK Nomor 16/SEOJK.04/2021. Sejalan dengan prinsip keterbukaan, OJK akan meminta emiten untuk memperbaiki pengungkapan jika ditemukan kekurangan, sehingga investor memiliki informasi yang memadai dalam pengambilan keputusan.

Pentingnya Memahami Berita Terkini dan Dampaknya terhadap Strategi Investasi

Memahami berita terkini di pasar keuangan sangat penting bagi para investor. Tren investasi berbasis ESG yang semakin meningkat menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya keberlanjutan sudah mulai tertanam di kalangan investor dan perusahaan. Investor yang ingin meraih manfaat dari tren ini perlu menyesuaikan strategi investasi mereka.

Dampak terhadap Strategi Investasi

Investor perlu mempertimbangkan untuk memasukkan produk-produk berbasis ESG dalam portofolio mereka. Diversifikasi dengan instrumen berbasis ESG dapat membantu mengurangi risiko sekaligus mendukung praktik-praktik bisnis yang bertanggung jawab. Selain itu, mengikuti perkembangan regulasi dan inisiatif terkait ESG dapat memberikan wawasan yang berharga bagi investor dalam membuat keputusan investasi yang lebih baik.

Kesimpulan

Peningkatan produk-produk berbasis ESG di pasar modal Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat dari para emiten dan investor terhadap praktik-praktik keberlanjutan. Dengan dukungan regulasi dari OJK dan inisiatif-inisiatif yang terus berkembang, tren investasi berbasis ESG diperkirakan akan terus tumbuh. Investor perlu memahami berita terkini dan dampaknya terhadap strategi investasi untuk memanfaatkan peluang yang ada di pasar modal yang semakin berkembang ini.

Sumber: CNBC Indonesia

PT Rifan Financindo Berjangka – Kvn

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.