PT Rifan Financindo Berjangka – Pasar memasuki minggu-minggu penutupan tahun 2023 dengan sejumlah peristiwa kunci yang dapat memengaruhi dinamika ekonomi global. Dari pernyataan Ketua Federal Reserve hingga perubahan yang mungkin terjadi di Bank of Japan (BOJ), berikut adalah sorotan utama yang perlu diikuti investor untuk memulai minggu mereka.
1. Data AS: Inflasi dan Kondisi Konsumen
Minggu ini, investor akan memperoleh pembaruan terkini mengenai inflasi AS dengan rilis laporan belanja konsumsi pribadi (PCE) pada hari Jumat. PCE menjadi pengukur utama inflasi yang dipantau oleh Federal Reserve.
Para ekonom memproyeksikan indeks harga PCE tetap datar untuk bulan kedua berturut-turut di bulan November, sementara ukuran inti yang mengabaikan biaya makanan dan energi yang volatil diperkirakan naik 0.2%. Selain itu, data kepercayaan konsumen, klaim pengangguran awal, durable goods orders, dan pembaruan sektor perumahan akan memberikan gambaran lebih lengkap mengenai kesehatan ekonomi AS.
2. Rally Sinterklas: Sentimen di Pasar Saham
Meskipun Dow Jones mencatatkan rekor penutupan tertinggi pada hari Jumat, beberapa optimisme di kalangan investor mengendur setelah Presiden Fed Bank of New York, John Williams, menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk membahas pemangkasan suku bunga. Namun, banyak yang masih berharap akan terjadi “rally Sinterklas” menjelang akhir tahun.
“Apa yang saya pikir kita dapatkan minggu ini adalah bahwa Ketua Fed Jerome Powell tidak ingin terlalu menghukum ekonomi dengan suku bunga yang lebih tinggi lebih lama tanpa alasan yang jelas,” kata Kim Forrest, kepala investasi di Bokeh Capital Partners di Pittsburgh.
3. BOJ Menuju Pivotal Moment: Apakah Suku Bunga Negatif Berakhir?
Bank of Japan (BOJ) menjadi fokus perhatian dengan ekspektasi bahwa bank sentral ini mungkin mengakhiri kebijakan suku bunga negatif dalam beberapa bulan mendatang. Meskipun perubahan besar tidak diharapkan pada rapat kebijakan BOJ pekan ini, investor akan memerhatikan setiap indikasi bahwa pivot dapat terjadi pada pertemuan berikutnya di bulan Januari.
Spekulasi mengenai pivot ini, ditambah dengan sikap dovish dari Federal Reserve, telah mendorong yen kembali ke tren yang lebih kuat. Gubernur BOJ Kazuo Ueda mengguncang pasar dengan menyatakan bahwa bank sentral menghadapi situasi “lebih menantang” di akhir tahun dan awal tahun 2024.
4. Tren Emas: Penguatan Tahunan Pertama Sejak 2020?
Emas berada di jalur untuk mencatatkan penguatan tahunan pertama sejak 2020, didorong oleh pelemahan dolar dan ekspektasi pemotongan suku bunga pada tahun 2024. Suku bunga yang lebih rendah membuat emas semakin menarik sebagai aset tanpa imbal hasil.
Meskipun harga emas kini berada di level tertinggi dalam delapan tahun, masih ada ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut. Para investor berharap akan ada penurunan suku bunga tahun depan, dan ketidakpastian politik serta ekonomi yang meningkat dapat menjadi pemicu bagi investasi dalam emas.
5. Data Inggris: Tekanan Inflasi dan Tantangan BoE
Inflasi di Inggris berjalan lebih dari dua kali lipat target 2% Bank of England (BoE), dan data terbaru pada hari Rabu kemungkinan akan mengonfirmasi tekanan harga yang tinggi. Poundsterling mencapai level tertinggi tiga bulan terhadap euro setelah inflasi zona euro turun, memicu spekulasi bahwa BoE akan lebih lambat menurunkan suku bunga dibanding European Central Bank.
Namun, suku bunga yang tinggi juga dapat membawa risiko resesi bagi ekonomi Inggris, yang diperkirakan akan mengalami perlambatan pada tahun 2024. Pemantauan terhadap kebijakan BoE terhadap inflasi dan dampaknya pada poundsterling akan menjadi fokus utama.
Disclaimer: Artikel ini hanya bersifat informatif dan bukan rekomendasi investasi. Keputusan investasi sebaiknya didasarkan pada riset dan pertimbangan yang cermat.
Sumber: Investing.com
PT Rifan Financindo Berjangka – Kvn